fbpx
Selasa, Maret 19, 2024
spot_img
BerandaKepulauan RiauBatamBatam Memiliki Makam Tua Di Dalam Pohon Beringin

Batam Memiliki Makam Tua Di Dalam Pohon Beringin

samuderakepri.co.id, BatamAdakah diantara insan manusia di alam jagat raya ini khususnya insan manusia di Kota Batam yang tidak terkesima dan merasa takjub atas kekuasaan  kebesaran Tuhan telah di temukannya beberapa titik makam tua yang unik dan indah mengandung nilai-nilai sejarah keberadaan  Kota Batam..? Makam-makam tua tersebut berada di dalam pohon beringin dengan ukuran kurang lebih 265cm berusia ratusan tahun terlihat bersih dan asri seakan-akan mengeluarkan cahaya sejuk dan tenang di dalam hati sanubari.

Ardi Winata Kabag Humas Pemko Batam menyampaikan “saya merasa kaget terkesima atas temuan awak media ternyata diam-diam memiliki program kerja menelusuri sejarah yang berkaitan dengan seni budaya Melayu-Bugis lewat makam-makam tua yang belum terdeteksi di Kota Batam. Kalau saya tidak salah makam tersebut sangat erat kaitannya dengan makam para raja-raja terdahulu yang ada di Daek Lingga Riau dan bisa jadi makam panglima perang yang sakti karena ketulusan jiwanya.
Abdul Kadir,SH Advokad Senior Kota Batam menuturkan “bahwa benar saya selaku Penasehat Hukum Kampung Tua yang berada di dalam ranah Rumpun Khasanah Warisan Batam (RKWB) sangat baik dan bagus temuan awak media yang mengejutkan sesuai fakta untuk di kembangkan atau di jadikan sebagai bahan program wisata. Minimal dapat di jadikan sebagai kegiatan untuk menggairahkan/mengundang para wisatawan manca negara bahwa inilah Kota Batam yang unik dan menarik. Akan tetapi untuk komentar lebih lanjut pada bidangnya ada di RKWB maupun Dinas terkait dan Lembaga Adat Melayu-Batam (LAM).
Sementara itu tanggapan Tenaga Pendidik/Dosen Dan Dekan yang beraktifitas pada beberapa Universitas di Kota Batam namun enggan di tulis namanya menyatakan “Suka dan takjub atas pesona Kota Batam yang unik menarik dan indah sebab lengkap di isi oleh beragam bidang kegiatan usaha terutama sejarah makam tua para raja-raja terdahulu yang mungkin terlupakan.  Apa lagi bila di tata dengan ketulusan hati tentu akan terlihat lebih asri alami. Dan kami akan menuangkan temuan wisata tersebut sebagai acuan kegiatan mahasiswa pada wawasan almamater masing-masing kampus.
Para Tokoh Kampung Tua (RKWB) di antaranya Raja Ahmad, Raja Ibrahim, Mansur bahkan Anggota Dewan Kota Batam Ruslan Ali Wasyim (dalam waktu terpisah) menyatakan suara yang sama bahwa makam-makam tua di Kota Batam memiliki kaitan yang sangat erat yakni satu rumpun garis keturunan pada masa Kesultanan Abdul Jalil IV (maksudnya Sultan Johor pada abad 17) masa kejayaannya selalu melintasi lautan di semenanjung tanah Melayu ini.
Ruslan Ali Wasyim menambahkan bahwa pada masa Sultan sebelumnya (di bawah abad 17) sudah ada kesepakatan perdagangan kerajaan di semenanjung tanah Melayu ini sekarang namanya Kota Batam. Dan di perkuat lagi dengan struktur batu nisan yang unik dan kokoh berumur ratusan tahun. Benar adanya kota batam di kelilingi oleh makam-makam tua serta terdiri dari beberapa Teluk, Batu Dan Tanjung seperti Teluk Sinimba, Teluk Renggong, Batu Besar, Batu Belah, Batu Mencarut, Tanjung Riau, Tanjung Bemban, Tanjung Uma. Tapi bagaimana caranya kamu bisa menemukan makam tua di dalam pohon beringin berumur ratusan tahun dan untuk apa? Penulis menjawab “saya merasa terpanggil menelusurinya atas dasar hati nurani/ketulusan sebagai sumbangsih awak media kepada Pemerintah Kota Batam” – Ruslan Ali Wasyim pun tersenyum….
Namun demikian Dinas Kebudayaan Dan  Pariwisata Kota Batam belum dapat di temui mungkin karena jadwal kesibukan yang cukup padat.
Berdasarkan hasil penelusuran tim media ini bahwa di Batam juga ada makam tua marga Tionghoa bersanggul dan batu nisan yang telah terpotong maupun Tapekong Tua di wilayah hutan Nongsa Kota Batam. Bagaiman pula halnya dengan sebutan makam atau Pulau Janda Berhias di Kota Batam….??
Dari beberapa tokoh Vihara dan Klenteng di Kota Batam menanggapi dengan wajah terkesima hampir tak percaya tapi nyata sambil tersenyum menyerahkan rangkaian dupa kepada penulis sebagai tanda bersyukur secara etika adat istiadat umat Tionghoa. (RMSAg)
RELATED ARTICLES

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

- Advertisment -

Most Popular

Eksplorasi konten lain dari Samudera Kepri

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca