Tanjungpinang. (SN) – Seiring dengan sinar Matahari yang mulai merangkak tinggi. Rabu pagi (22/1/2014) belasan pria berpakaian serba batik berjalan beriringan menuju ruang pertemuan Gedung Daerah Tanjungpinang. Diantara dari mereka ada yang hanya berkaki satu, ada juga yang hanya bertangan satu. Dan bahkan ada yang buta, tuli serta bisu. Mereka adalah perwakilan dari para penyandang disabilitas Provinsi Kepri yang tergabung dalam Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kepulauan Riau.
Dari segi fisik para pria tersebut jelas saling berkekurangan. Namun sorotan mata yang mereka pancarkan seolah ingin menggenggam dunia dan memberikan pernyataan jika mereka mampu berbuat untuk daerah, sama dengan orang-orang yang berfisik sempurna. Hanya saja kesempatan itu yang belum mereka miliki.
Didalam ruangan yang ber cat serba putih dengan ornamen-ornamen batik khas Melayu. Para pria tersebut duduk diatas sofa yang terbuat dari kayu jati berukiran khas Jepara. Dengan sabar para penyandang disabilitas itu menunggu kemunculan sosok yang sudah ditunggu-tunggu. Sementara dari pagi hanya petugas humas dan protokol yang terlihat berlalu lalang.
Tak lama berselang, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Drs. H. Muhammad Sani keluar dari balik pintu utama yang menghubungkan ruang tengah dan ruang pertemuan. Gubernur yang berbatik warna abu-abu keluar dengan didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Edi Roviano. Tak lama berselang menyusul Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Heru Sukmoro dan Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Said Jaafar
Kehadiran Gubernur ditengah-tengah mereka membuat para pria tersebut senang. Gubernur menginstruksikan agar pertemuan berjalan santai dan tidak kaku dan siapapun boleh bertanya.
Ketua PPDI Kepri Lagalo mengawali pertanyaan. Dia bersama kawan-kawan mengaku senang karena ternyata Gubernur sudi meluangkan waktunya untuk bertemu dengan mereka. “Saya sangat berterimakasih dan senang sekali pak, karena bapak sudi menerima kami,” katanya.
Gubernur manggut-manggut mendengar kata-demi kata yang keluar tulus dari hati mereka. “Sebagaimana sudah kita ketahui pak, sekarang Kepri sudah memiliki Perda tentang penyandang Disabilitas. Disana disebutkan bahwa orang-orang seperti kami ini mendapatkan kesempatan 100 banding 1 dalam hal kesempatan kerja. Oleh sebab itu, kedepan kami minta kepada Gubernur agar Perda tersebut diberlakukan. Karena kami juga ingin memiliki kesempatan untuk berbuat bagi daerah,” kata lagalo.
Hal tersebut dipertegas oleh penyandang Disabilitas yang lain. Mereka berharap agar pemberlakuan Perda yang ada tidak hanya atas dasar kasihan semata kepada mereka. Namun mereka memang layak dan dianggap bisa bekerja sesuai dengan kondisi fisik yang dimiliki. “Kami juga pada dasarnya tidak mau jika bapak mempekerjakan kami hanya atas dasar kasihan saja. Tapi terimalah kami, karena kami memang bisa,” tegasnya.
Lebih lanjut PPDI Kepri meminta agar mereka dibangunkan sebuah rumah kreativitas bagi para penyandang disabilitas. Rumah tersebut nantinya akan dijadikan ajang tempat berkumpul dan bertukar fikiran bagi sesama penyandang.
“Jika disetujui, Rumah kreativitas ini akan kami jadikan tempat kreasi bagi para penyandang disabilitas. Latar belakang pemikiran kenapa ini harus ada, karena saya kasihan dengan adik-adik kami pak. Terutama mereka yang sekarang sedang sekolha di SLB. Jika sudah lulus mau kemana mereka, mau langsung kerja jelas tidak semudah yang kita bayangkan. Mereka berkomunikasi saja kesusahan,” tambah Lagalo ditimpali rekan-rekannya.
Gubernur Provinsi Kepulauan Riau yang lebih banyak diam dan menyimak keluh kesah para penyandang Disabilitas pada kesempatan ini akhirnya angkat bicara. Melalui Dinas Sosial Gubernur bersedia membangunkan sebuah rumah kreativitas dan bahkan ternyata saat ini DED nya sudah disiapkan oleh Dinas Sosial, hanya saja masih mencari lokasi tempat pembangunannya.
“Dari dulu saya tidak pernah memandang saudara-saudara penyandang disabilitas ini serba kekurangan. Justru bapak-bapak ini memiliki kelebihan yang kami tidak miliki. Menyangkut rumah kreativitas itu usulan yang bagus dan akan segera kita bangunkan. Dan menyangkut Perda yang sudah ada, kedepan akan kita maksimalkan lagi pelaksanaannya. 100 banding 1 untuk pekerja penyandang disabilitas kita rasa bisa segera kita mulai. Namun kalau untuk menjadi PNS atau Honor saya rasa memang sulit, karena aturannya sangat ketat. Namun akan tetap kita usahakan agar para penyandang cacat bisa kita berdayakan, karena kita memiliki 35 SKPD. Mungkin bisa kita mulai dengan masing-masing SKPD tersebut,” kata Gubernur .
Pada akhir pertemuan, Gubernur Provinsi kepri Drs. H. Muhammad Sani menerima cinderamata berupa lukisan wajahnya dari salah seorang penyandang cacat yang tergabung dalam PPDI Kepri. Gubernur tampak senang, karena lukisan hitam putih itu dibuat sangat halus, rapi dan mirip sekali dengan dirinya. “Wah ini bagus sekali. Kami yang normal saja belum tentu bisa membuat lukisan sebagus ini,” kata Sani.