samuderakepri.co.id, Kepri – Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat serta Masjid Jami Sultan Lingga di Daik Lingga merupakan Masjid peninggalan Kerajaan Kesultanan Melayu Riau-Lingga yang menjadi icon orang Melayu di Kepulauan Riau.
Pada Tahun lalu, Pemerintah Provinsi Kepri melakukan Revitalisasi Masjid Raya Sultan Riau Penyengat dengan menghabiskan anggaran Rp. 5,8 miliar dari APBD Kepri, serta Masjid Jami Sultan Lingga di Daik sebesar Rp 3,4 miliar. Namun mirisnya, pekerjaan tersebut terkesan ‘Asal Jadi’.
Menyikapi hal itu, Tokoh Melayu Pulau Penyengat Tengku Fuad, kepada tim Media ini angkat bicara, “Ketika adab dan adat sudah di tolak tepi, ini lah jadinya,” ujar, Jum’at (17/03/2023) malam.
“Ternyata yang merusak itu justru orang-orang pandai yang memandai-mandai konsultan perencanan yang kurang jeli,” tuturnya.
“Mereka beranggapan orang penyengat tidak memahami tentang kondisi bangunan. Pihak konsultan perencanaan juga kurang komunikasi sama kita-kita di penyengat. Ya muaranya kan dari konsultan, ibarat mau perbaiki rumah orang, tanpa penjelasan yang benar menurut aturan perencanaan,” kata Tengku Fuad.
“Dalam item perencanaan harusnya ada hal-hal yang wajib sifatnya, ada yang sunah, ada juga yang mubah. Contoh fungsi menara Masjid itu apa ? Mengapa tidak di sentuh sama sekali didalamnya ? Menara itukan napasnya Masjid, tempat sirkulasi udara yang membuat udara segar masuk kedalam Masjid,” ungkapnya.
“Sesuai pesan pak Gubernur kite tercinta, Kedaulatan Heritage wajib di pertahankan, tapi cube kite same-same perhatikan disini, apakah sudah betol yang di lakukan orang-orang pintar ini ?”. tanya Tengku Fuad. (tim)
Ikuti berita populer lainnya di Google News SAMUDERAKEPRI
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp SAMUDERA KEPRI